Tips Merawat Ikan Arwana



 http://fotohewan.info/wp-content/uploads/2013/11/foto-Arwana-Merah.jpg
Sesuaikan ukuran aquarium dengun ukuran ikan arwana, semakin besar ukuran aquarium akan semakin baik. Idealnya ukuran akuarium 3 kali dari panjang ikan dan lebarnya kurang lebih 1. 5 kali panjang ikan.
Tempatkan aquarium di tempat yag terhindar dari lalu lalang atau kegiatan yang terlalu banyak, agar ikan tidak stress.
Cek temperatur aquarium, idealnya untuk ikan arwana adalah 26 – 30 °C. Suhu yang tidak tepat bisa membuat ikan menjadi sakit dan masalah lainnya.
Untuk ph air juga harus diperhatikan, idealnya adalah sekitar 6-8,5ph. Jika kurang tambahakan kapur ke dalam air.
Untuk pakan ikan arwana, anda bisa memberi jangkrik, katak, lipan dan hewan kecil lainnya. Bisa 2 kali sehari untuk ukuran 35cm ke atas. Hindari member makan terlalu banyak, karena bisa menyebabkan ikan menjadi gemuk dan malas bergerak, selain itu juga membuat aquarium kotor.
Untuk proses pemindahan ikan dan juga penggantian air harus dilakukan dengan hati-hati. Ada 2 metode pergantian air. Sekali 2 hari dengan persentase 10% dari air akuarium, atau bisa juga keseluruhan dengan waktu sekali dalam 3 bulan.
Jika air yang anda gunakan dari PAM. Sebaiknya di biarkan selama 24 jam agar kandungan khlor mengendap, dan setelah itu bisa dimasukkan ke dalam aquarium.
Sumber: http://hewan.org/ 

Arwana Solusi Untuk Mengurangi Penanaman Koka di Kolombia

 http://arowanaclub.com/gallery/watermark.php?file=502/10732Arowana_4_.jpg
Arwana tidak hanya merupakan ikan hias yang cantik namun juga elok bagi pertumbuhan ekonomi wilayah. Setidaknya itu yang terjadi di daerah Colombia.
Petani di kawasan Caquetá and Putumayo, dimana 18 persen areal penanaman  koka, tanaman penghasil kokain, berada di wilayah ini, sejak tahun 2007 sudah mulai membudidayakan ikan arwana.  
Aktivitas ekonomi ini merupakah hasil Proyek Aquatic Biodiversity yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat setempat sekaligus upaya untuk mengurangi areal penanaman koka.
Pada awal oktober tahun 2005, 500 ikan remaja di berikan kepada 10 unit pertanian di Caquetá. Setiap bulannya, selama 4 bulan dilakukan hal yang sama, hingga mencapai 50 unit pertanian in Caquetá. Sedangkan di Putumayo, 20 unit pertanian di awali pada bulan November.
Pemerintah melakukan monitoring setiap unit produksi selama 2 tahun hingga ikan dewasa dan siap bereproduksi.
Melalui program ini pemerintah menargetkan dapat mengekspor 1 juta larva arwana ke wilayah Asia pada tahun 2014. Karena berdasarkan penelitian jauh lebih efisien  mengirimkan dalam bentuk larva daripada ikan dewasa.
Pada tahun 2013, dari bulan Januari hingga Juni 2013, Colombia berhasil mendapatkan devisa hingga US$ 4.4 juta dari ekspor ikan hias meningkat dari US$ 3.6 juta pada periode yang sama period tahun 2012, menurut Kementerian Perdagangan, Industri dan Pariwisata Colombia. Dengan negara tujuan Hong Kong , Amerika  Serikat, Japan , Taiwan and Jerman
Ternyata proyek ini relatif berhasil. Penghasilan yang diperoleh petani ternyata cukup menggiurkan. Sekitar 3 kali dari upah minimum(sekitar 1000 US $). Dan belum ada produk pertanian yang memberikan hasil setinggi ini sebelumnya menurut pengalaman petani.   
Diharapkan melalui program ini masyarakat di kawasan tersebut mulai meninggalkan tanaman kokanya dan beralih kepada perikanan arwana.

Arwana Yogya Dicuri Asing?



 http://ferboesrichardson.files.wordpress.com/2013/09/arwana-golden-pino.jpg
Baru-baru ini saya membaca sebuah tulisan berbahasa Inggris yang cukup menggetarkan hati saya. Mengapa? Ternyata salah satu negara tetangga kita merupakan ekspotir terbesar ikan hias di dunia. Lalu pertanyaan saya, bagaimana mungkin sebuah negara yang  luas wilayahnya tidak lebih besar dari pulau Bali bisa menjadi penghasil ikan hias terbesar di dunia, yang termasuk salah satunya arwana.
Lalu saya teringat dengan para peternak arwana di Sleman yang sering mendapatkan kunjungan pedagang asing. Mereka disambut dengan ramah. Cukup hangat, hingga suatu saat tamu istimewa tersebut menyatakan minatnya membeli ikan arwana mereka secara borongan. Para peternak membuka tangan lebar-lebar tanda setuju.  Alhasil, peristiwa yang saya baca di atas terjadi. Si pedagang seolah dikenal sebagai produsen arwana terbaik, sedangkan si peternak Sleman raib dari perhatian banyak orang.
Saya berpikir jika harusnya peternak kita, khususnya di Slemen mendapatkan penghargaan terbesar sebagai penyedia arwana terbaik di dunia.  Karena faktanya demikian. Namun secara global keberadaan peternak arwana Yogya raib, kalah oleh keberadaan pengumpul asal luar negeri.
Saya tidak ingin menyalahkan para pedagang asing, lalu menuduh mereka tengah mencuri kekayaan alam kita. Saya juga memaklumi adanya sejumlah masalah yang dihadapi peternak, sehingga selalu menjadi pihak yang lemah dalam persaingan.
Pertama tentunya adalah masalah kelembagaan. Petani seringkali bertindak secara individual. Seharusnya petani arwana perlu memiliki organisasi yang kuat. Dengan berkumpul dalam sebuah wadah, entah itu organisasi, atau kelompok peternak, mereka bakal menjadi kekuatan ekonomi.  Banyak pihak yang mendekati. Entah itu perbankkan, perusahaan pakan, obat-obatan dsb.
Dengan berkumpul bersama, petani dapat menghimpun kekuatan berupa modal, tenaga, pengetahuan dsb untuk kebaikan bersama. Sebuah koperasi petani di Sultra mampu menghimpun dana hingga 2 M yang dapat dimanfaatkan petani sebagai modal kerja.
Kedua, pengetahuan pasar. Apa yang membuat pengumpul bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar dalam sebuah sistem perdagangan? Tidak semata-mata karena memiliki modal yang besar, tapi tapi juga pengetahuan yang mereka miliki. Oleh sebab itu, perlu peran pemerintah terkait hal tersebut. Yakni, memberikan pelatihan soal pemasaran dan mutu maupun menghubungkan petani dengan pembeli potensial.
Kedua hal menjadi objek pembinaan yang sedang saya jalankan, meskipun belum memberikan hasil belum menggembirakan. Harapan saya ke depan, melalui perbaikan kedua aspek tersebut peternak arwana lebih sejahtera dan bermartabat. Sehingga kita bisa merebut kebanggaan kita kembali sebagai penghasil arwana terbaik di dunia.
@Roberto
Penggagas Cinta Arwana Yogya

Arwana Tangkaran vs Alam

http://www.toko3sen.com/images/Arwana-04.jpg

Saya 100 % mendukung penangkaran arwana. Meskipun tentu ada biaya yang harus dikeluarkan dan hasilnya belum tentu sebaik tangkapan alam. Namun dalam kaitan konservasi ini adalah cara terbaik.
Saya ingin agar ikan-ikan arwana di alam tetap bebas berkembang biak. Karena sungai-sungai di Kalimantan adalah bagian dari sebuah ekosistem. Jika arwana terus diburu dan punah maka ini akan merusak kesimbangan ekosistem.
Di sisi lain kekayaan fauna di alam adalah aset negara kita. Bagimanapun saya ingin cucu saya dapat melihat jika ada ikan arwana yang masih berenang bebas di alam puluhan tahun yang akan datang. Bukan hanya yang ia lihat di akuarium.
Itu sebabnya kita perlu menggagas kampanye hanya membeli arwana hasil tangkaran dan bersetifikat. Meskipun harganya cukup mahal , namun ini penting untuk menjaga kelestarian ikan cantik ini di habitat alamiahnya.